NIKMAT YANG SESUNGGUHNYA

Bismillahirrahmanirrahim,

Semoga Bermanfaat,

Barakallahu Fiikum

“Dari sekian banyak nikmat dunia, cukuplah Islam sebagai nikmat bagimu. Dari sekian banyak kesibukan, cukuplah ketaatan sebagai kesibukan bagimu. Dan dari sekian banyak pelajaran, cukuplah kematian sebagai pelajaran bagimu.” (Sayyidina Ali bin Abi Thalib r.a.)

Sahabat,

Betapa ada dua nikmat (pemberian) terbesar yang seringkali kita menjadi terlupa. Yakni yang pertama, nikmat diwujudkannya kita oleh Allah Azza wa Jalla di dunia, dari tidak ada menjadi ada. Kemudian nikmat dikehendaki-Nya kita keluar dari gelapnya kekafiran, menuju pada cahaya gemerlapnya Islam.

Demikian syaikh Nawawi Al-Bantani dalam men-syarahi perintah Sayyidina Ali bin Abi Thalib karramallahu wajhah dalam salah satu karyanya, Nashaihul ‘Ibad :

“Cukuplah taat sebagai kesibukanku. Ketika kita mampu menyadari bahwa betapa beruntungnya kita dihadiahi kehidupan dan Islam, maka sudah sepantasnya kita juga sadar, bahwa tak ada kesibukan lain yang lebih bisa kita banggakan daripada patuh pada-Nya di mana pun dan kapan pun kita berada.”

Karena patuh (taat) pada Allah Azza wa Jalla adalah kesibukan terbesar bagi kita, selaku hamba-Nya, menyingkirkan kesibukan menuruti nafsu syahwat dan maksiat kita, yang seringkali mengajak kita untuk pergi menjauh dari-Nya. Bahwa banyaknya godaan dalam hidup adalah sebuah keniscayaan, sehingga kita dituntut untuk selalu bisa mengendalikan diri dalam setiap kondisi…

Karena sesungguhnya pelajaran (nasihat) terbesar bagi kita manusia, adalah kematian. Sehingga apa saja yang saat ini kita lakukan dalam kehidupan, apabila kita ingat akan kematian, sebisa mungkin amal shaleh dan ketaatan akan lebih mudah kita lakukan.

 

?? musyafir da’wah